Minggu ini benar-benar kacau buat saya. Kepala saya berantakan. Overwhelmed. Dan seperti biasa, ketika ini terjadi saya hanya bengong duduk di depan PC tak tahu mana yang harus saya kerjakan, atau pikirkan, lebih dulu. Oh iya, saya sekarang pakai AIO (all in one) PC dengan monitor sebesar 23.8 inch yang sangat membantu mata saya yang rabun jauh sekaligus rabun dekat ini.
Chaos ini dimulai dengan:
- deadline submit research proposal tanggal 20 Oktober besok lusa sementara saya masih jauuuuuhhhh dari selesai
- permintaan supervisor saya untuk run data (walaupun dummy), padahal seperti poin 1 tadi, proposalnya sendiri masih jauuuuuuh dari proposal
- salah satu permintaan data saya ditolak mentah-mentah; kepala saya langsung berkunang-kunang (eh mata atau kepala sih yang berkunang-kunang?), dan saya mogok total selama beberapa jam
- salah satu anak di kelas Kakak positif Covid sehingga kemarin dan hari ini Kakak harus sekolah online DAN Kakak harus selalu didampingi; kalau tidak didampingi, dia akan bernyanyi ketika pelajaran English, atau mewarnai ketika pelajaran Matematika, dsb dsb
- saya panik karena salah satu metodologi saya (ternyata) sulit sekali dan saya perlu waktu (lagi) untuk mempelajari sebelum bisa menuliskan
- saya kehilangan semangat minum kopi ataupun jajajan lain-lain di gofood yang biasanya jadi pelarian saya ketika merasa overwhelmed
- salah satu obat saya out of stock! Disaster at its best.
Okay. Sebenarnya kalau dibaca begitu ngga se-chaos itu kan? Believe it or not, it was SUPER CHAOS on my head, like the big bang was happening then and there in my head. Bahu dan rahang saya juga kaku luar biasa.
Saya telepon teman saya, dan dia minta saya tarik nafassssss, buang nafasssssss, terus berkali-kali sampai saya bisa membuat bahu dan rahang saya lebih rileks.
Lalu saya diffuse salah satu essential oil yang fungsinya menenangkan (saya sedang suka tranquil dari Plant Therapy), lalu setel lagu Jujur-nya Sidney Mohede on repeat (lirik awalnya: Jujur kadang ku tak sanggup, menghadapi semua bebanku), lalu saya ambil buku Colouring for Relaxation saya, set timer di pomofocus ke long break 15 menit dan mulai mewarnai dengan spidol dan pensil warna saya.
Setelah 15 menit, saya minta Bapake menemani Kakak sekolah online, saya mulai negosiasi untuk data lalu lupakan urusan data, browsing metodologi saya at its simplest form, dan ambil stok Pipiltin cocoa Ransiki West Papua saya di kulkas.
Saya set kembali pomodoro di pomofocus ke 25 menit dan berusaha membaca hasil googling sederhana saya.
The chaos is slowly, very slowly, coming to order.
Thank you God.
1 Comment
Thanks.